Entri Populer

Jumat, 12 Agustus 2011

PROSES PENYAMAKAN

Penyamakan adalah suatu rentetan pengerjaan pada kulit dengan zat-zat atau bahan-bahan penyamak sehingga kulit yang semula labil terhadap pengruh kimia, fisis, dan biologis menjadi stabil pada tingkat tertentu

Secara Garis Besar Bahan Penyamak:
1. Organik
- nabati
- syntetis
- lemak
- aldehyd
2. Anorganik (mineral)
- crom
- alumunium
- ferum
- zingkum

Secara Praktis Bahan Penyamak dibagi:
1. Nabati
2. Syntetis
3. Aldehyde dan Minyak
4. Mineral

Nabati: substansi yang terdapat didalam bahan penyamak yang mempunyai daya dapat merubah kulit mentah menjadi kulit samak
- Tidak dipikel
- Cotoh: kulit sol, splitidico, pakaian kuda, kulit teknis, dan kulit lapis
- Tumbuhan Penghasil: - Mimosa,eik, mangrove dan frichten  bark
- Quehrancho, kastanin  kayu
- Valonen, trillc, divi-divi, algorabilia, myrobalam  buah
- Sumak, gambir  daun
- Produksi Dunia: - Quebracho 38%
- Mimosa  16%
- Kastanin  10%
- Eik  6%
- Mirobalan 5%
- Valonea, trillo, fitchen  4%
- Gambir  3%
- Lainnya 18%
- Mangrove: - Rhizophora Mucornata, Rhizophora Conlugata
- kadar zat penyamak  24 - 40%
- warna terlalu merah gelap, hasil samak tidak berisi
- Quebarcho: - Quebarcho lorentzi  ekstraksi kayu
- Gambir: - Uncaria Gambir  ekstrak daun dan ranting
- Sifat umum: - berat molekul tinggi, kompleks, gugus hydroksil phenolis
- rasa astringen (sepat)
- membentuk endapan dgn larutan garam berat
- endapat dgn gelatin
- warna biru tua
- bereaksi asam  COOH
- Procter & Stenhouse, membagi penyamak nabati pada 180 – 200 0C:
- Pyrogallol  C6H3(OH)3
- Pyrocatechin C6H4(OH)2
- Freudorberg, membagi atas sifat zat penyamak:
- zat penyamak dapat terhidrolisis asan fenol
- zat penyamak terkondensasi  ekstrak  katechine
- Teori penyamakan nabati:
1. reaksi antara –NH3+ dari kulit dengan anion zat penyamak  perlu kondisi asam
2. pengikatan semi polar
3. reaksi fisik  adsorbsi zat penyamak oleh serat kulit
- Metode penyamakan nabati:
a. Metoda lama:
1. Farbengang  pencelupan awal pada 6 – 8 bak  12-16 hr
2. Versenk  pencelupan dalam zat penyamak 30Be  1 mg
3. Versatz (penjenuhan)  sama dg versenk 4-6 bln
b. Metode dipercepat
1. Farbengang dan versenk  sama
2. diputar pada tong 6 – 8 rpm selama 3 hari, pada cairan zat penyamak 12 -16 Be.
c. Metoda cepat
1. langsung menggunakan tong putar 4 – 8 rpm selama 5-7 hari pada larutan penyamak 8 -15 Be

Syntetis: bahan penyamaknya hasil syntetis  Neradol D dari Stiasny 1911

- Penggolongan secara umum:
- Syntesis alifatis  derivat paraffin  sulfonat, alcohol, lemak
- Syntesis aromatis  phenolis, non phenolis, bensol, kresol, katachin, aniline, nitrobensol
- Penggolongan secara praktis:
- zat penyamak pembantu  tidak punya daya menyamak  memperbaiki proses penyamakan  asam-asam sulfon
- zat penyamak pengganti  menggantikan zat penyamak  resin syntesis
- zat penyamak kombinasi  sebagai pembantu atau pengganti  basyntan, tanigan, irgatan

Minyak/Lemak: dapat menyamak  trygliserida tak jenuh  angka yodium 120-160
- Teori pengikatan minyak pada kulit:
- Knap  lemak diserap kulit kemudian oksidasi  asam oxy berikatan dengan kulit
- Fahrian,  oksidasi ikatan rangkap 2 atom O  peroksida O-O bereaksi dengan gugus amino dari kolagen
- Mathur  hydrolisa triglyserida  lemaknya terpisah  asam oxy yg berikatan dengan kolagen

Aldehyd: hanya untuk kombinasi terutama pada kulit suede.
- Reaksi pengikatan:
1. pengikatan methyloamine
2. pengikatan methylol pada rantai peptida

Mineral: sebagai bahan penyamak utama  logam dapat membentuk molekul besar yang mempunyai daya menyamak kulit  krom, alumunium, ferum, cobalt, ziroonium

- Kimia krom : - valensi 2,3,4,5,6,7
- masking  sisa asam dalam molekul komplek  reaktifitas berkurang  baik untuk permulaan penyamakan
- hydrolisa krom oleh air (Cr……H2O)  (Cr….OH)- + N+
- agregasi  olation (pengikatan molekul yang sama menjadi lebih besar dengan menghasilkan air)  Polymerisasi (pengikatan molekul yang sama menjadi lebih besar tanpa mengeluarkan air)  daya menyamak
- basisitas  perbandingan antara valensi OH dan valensi Cr  Cr +++ 0%; Cr(OH)++Cl2 33,33%; Cr(OH)2+Cl 66,66%; Cr(OH)3 100%.
- Teori Penyamakan krom
- Teori Knap  pengendapan krom pada serat-serat kulit
- Teori Thomas, Kelly, Wilason (teori ionogen) ikatan zat penyamak pada kolagen terjadi oleh ion-ion sehingga terbentuk garam
-Teori Stiasny (teori koordinasi kompleks)  ada ikatan coordinatif antara krom kompleks dan kolagen
- Teori Gustavson (teori zwiter ion)  mula-mula terjadi ikatan antara kation kompleks dengan kolagen kemudian terjadi ikatan koordinatif antara gugus peptide dari kolagen dengan kompleks krom
- Prosedur penyamakan krom
- dilakukan pada drum berputar, haspel, bak aduk  Bantu penyerapan zat penyamak
- Kulit dimasukan dalam drum putar
- Air 70% dari berat bloten + garam 2% putar 5 menit
- masukan krom, putar 2 jam
- tambahkan Na2CO3 9% dari jumlah krom, 4 X 15’  basisitas naik, putar 3 jam  pH 4,5
- kematangan penyamakan  uji didih  ambil sepotong kulit, ukur dengan sedikit tarikan, masukan dalam air mendidih 10’, ukur kembali kalau berkerut penyamakan belum baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar