Entri Populer

Selasa, 22 Februari 2011

pengertian garam

Garam natrium sulfide yang dihasilkan biasanya tidak murni sebagai Na2S, tetapitercampur dengan Na2S2O3 dan Na2SO3 yang juga merupakan reduktor. Natrium sulfideadalah senyawa yang biasanya digunakan dalam penyamakan kulit pada proses limingsebagai perontok bulu. Hal ini dapat terjadi, karena senyawa sulfide dapat memutuskanjembatan sulfide dari bulu/ keratin yang akhirnya lepas dari kulit.

Natrium sulfide dapat dibuat dengan konvensional yaitu dengan mereaksikan garamNa2SO4 dan serbuk arang yang dipanaskan pada suhu 9000C - 10000C. dalam perdagangankadang-kadang Na2S bercampur dengan natrium hidrosulfit, sehingga perlu pengujianuntuk mengetahui kadar Na2S murni maupun reduktor lain selain Na2S. kadar natriumsulfide yang baik apabila mempunyai kadar Na2S sebanyak 70%. Prinsip pengujian kadarNa2S ditambah dengan larutan iodide 0,1 N berlebihan kemudian kelebihan iod dititrasikembali menggunakan larutan standar natrium thiosulfat.

Cara uji jumlah reduktor dilakukan dengan cara sebagai berikut; larutan Na2Sditambah larutan yod 0,1 N yang berlebihan. Kemudian kelebihan iod dititar kembalidengan larutan natrium thiosulfat 0,1N. sedangkan cara uji reduktor selain Na2S, larutansulfide ditambah seng karbonat supaya sulfidanya mengendap, disaring dan ditambahkanyod o,1 N berlebihan, kelebihan yod kembali dititrasi dengan larutan thiosulfat 0,1N.dibuat juga titrasi blanko, selisih dari jumlah reduktor dan reduktor selain Na2s adalahkadar Na2S, kualitas Na2S dikatakan baik apabila mempunyai kadar Na2S 70% keatas. Na2Sdikatakan mempunyai kualitas cukup apabila mempunyai kadar Na2S antara 50%-69%.Sedangkan Na2S dengan Kualitas kurang baik apabila mempunyai kadar kurang dari 50%.
Fungsi Natrium Sulfida dalam Proses Penyamakan Kulit

Menurut Mann (1960), bahwa tujuan proses pengapuran adalah untukmenghancurkanepidermis di mana rambut dan wol juga dihilangkan, menghilangkankelenjar keringat dan pembuluh darah yang terdapat pada substansi kulit, serta membukatenunan serat sehingga memudahkan penetrasi bahan penyamak dan untuk membengkakankulit.

Thorstensen (1976), mengatakan bahwa proses pengapuran yang biasa dikerjakandalam larutan dengan menggunakan pH antara 12,0 – 13,0. Kebengkakan mula-mulaterjadi padagr ain danflesh, sedangkan padacor ium tergantung lama perendaman dalamkapur. Kebengkakan pada proses pengapuran akan mengakibatkan diameter serat menjadilebih besar, sedangkan panjang serat tetap.


Bienkiewiez (1983), mengatakan bahwa pada prinsipnya proses pengapuran terjadikarena aksi gugus hidroksi (OH-). Reaksi antara metil hidroksida dan gugus fungsionalpada protein kulit dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses penghilangan bulu dapat terjadi karena aksi gugus hidroksil yang memutus

ikatan antar sistein (- S – S -) yang terdapat pada protein keratin.
Reaksi :
CH-CH2-S-S-CH2-CH

CH- CH2-SOH + S- CH2-OH
OH-
Salah satu hasil dari reaksi tersebut terbentuk H2S yang juga dapat memutuskan
ikatan antar sistein (S – S).

Derajat kebengkakan pada kolagen dalam media asam maupun basa sama baiknya,tergantung pada nilai pH. Maksud ketergantungan tersebut terletak pada derajat disosiasi /penyebaran muatan komponen yang digunakan. Pengaruh pH pada protein kulitkemungkinan dapat mengakibatkan keadaan kulit tidak bengkak, kebengkakan seimbang(normal) dan kebengkakan tidak seimbang.
Sharphouse (1975), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil dalam
proses pengapuran antara lain :

Kadar larutan atau prosentase jumlah kemikalia di antaranya penggunaan Na2S atau sulfidalainnya, walaupun pembuangan bulunya cepat tapi pengaruh terhadap kulit kurang baikkarena Na2S dalam air akan membentuk NaOH dan NaSH dengan Ca(OH)2 akan terbentukNaOH dan Ca(OH)2 basa kuat yang terbentuk akan menambah alkalitas larutan danlangsung menambah kebengkakan kulit sehingga kulit jadinyaloos e.

Pelepasan atau pembuangan bulu berhubungan dengan penguraian keratin. Keratinadalah substansi yang sangat kuat terhadap zat kimia, karena rantai peptidanya sangat kuat.Ikatan kimia jaringan peptida tersebut adalah jembatan disulfida. Jembatan hidrogen dalamcollagen jauh lebih lemah dibandingkan dengan jembatan ikatan disulfida. Dalam collagenjuga terdapat ikatan cystin yang merupakan zat asam amino. Jika asam amino berdirisendiri berarti ikatanya sangat kuat. Menghancurkan keratin secara kimia dapat terjadidengan persyaratan sulfida atau sulfhidrat sangat mudah terikat pada keratin. Pengikatantersebut hanya terjadi pada kebasaan yang tinggi. Berarti ikatan sulfida pada keratin padawilayah asam atau netral tidak mungkin. Kolagen sama sekali tidak dipengaruhi olehsulfid, tetapi terdapat suatu kesamaan pada keratin dan collagen, kedua-duanya dapatmengikat alkali.


Proses pemecahan cystin secara kimiawi belum diketahui secara pasti.
Digambarkan kira-kira terjadi seperti cystin ditambah Natrium Sulfida sebagai berikut:
NH2
NH2
CH2
S
S
CH2
CH
Cystein
COOH
COOH
[-------- S-------- S-------- ] + 2 Na2S------------------------------->
Cystein
reaksi reduksi
[-------- S-------- Na + Na------- S-------- ] + Na2S2
Cystein
Reaksi oksidasi
Pada satu sisi terjadi reduksi disisi lain terjadi oksidasi.

Na2S mereduksi jembatan sulfid hingga menjadi ikatan sulfid poly (poly sulfid),yang berarti merupakan peningkatan oksidasi. Bisa juga terjadi Na2S8 dimana ikatan baruyang terjadi disebut Cystein. Proses kimia ini merupakan proses yang mungkin terjadi, tapiapakah persis seperti itu belum diketahui. Pada pengamatan dengan kenaikan jembatancystein ini karena keratin membengkak. Secara sistematis juga terjadi pemecahanHydrolisis karena pembengkakan keratin. Dimaksudkan dengan pemecahan hydrolisistersebut adalah pemecahan rantai sulfida pada keratin. Maka dapat dibayangkan selaluterdapat penghancuran bulu dan rambut jika digunakan bahan kimia yang reduktif.Bagaimanapun juga walaupun dilakukan proses untuk tidak menghancurkan rambut, jikadipakai bahan penghancur epidermis, berarti akan berpengaruh menghancurkan. Prosespenghancuran rambut dapat dikendalikan dengan pengaturan suhu, waktu dan pH, jumlahzat yang digunakan, perbandingan air dan kulit, serta pembebanan mekanis dalam drum,bobot bulu dan kulit, sehingga kemungkinanya sangat luas, apakah ingin diperhatikanbulunya atau dihancurkan.

Kapur Ca(OH)2 diperlukan untuk menaikkan nilai pH 12,6 – 13,00 sedangkan Na2Suntuk membengkakkan kulit. Dengan penambahan Na2S, maka terjadi penghancurankeratin. Suhunya sebaiknya antara 25o C – 30o C.
Selain proses reduktif ada proses oksidatif dengan Na2O2 (Natirum peroksida) atau
dengan anhidrid peroksida (H2O2) + 2 CH3COO, yang bukan merupakan asam. suatu ubstansi yang sangat oksidatif adalah NaOCl2 (Chlorid). Ini cukup berbahaya karena harusdalam larutan alkali disamping biayanya sangat tinggi. Hydrogen peroksida memiliki batasledakan sangat rendah, berarti jika ditambah air atau H2O2 lagi bisa terjadi ledakan. Tetapimemberikan keuntungan peltnya sangat lembut dan putih bersih. Karena sifatnya sangatkeras, pigmen dalam rambut akan menjadi putih. Jika hanya ditambah kapur saja dapatterjadi imunisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar