Entri Populer

Sabtu, 13 Agustus 2011

LAPORAN FARM EXSPERIENCE UNIT HIJAUAN MAKANAN TERNAK I


PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Hijauan Makanan Ternak (HMT) merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak. Sehingga hijauan makanan ternak dijadikan sebagai salah satu bahan makanan dasar dan utama untuk mendukung peternakan ternak ruminansia, terutama bagi peternak sapi potong ataupun sapi perah yang setiap harinya membutuhkan cukup banyak hijauan. Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak terutama produksinya tidak dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali.
Ketersediaan hijauan makanan ternak yang tidak tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan penanaman rumput unggul sehingga mutu setiap jenis hijauan yang diwariskan oleh sifat genetis bisa dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha ternak ruminansia yang akan dilakukan.
Makanan hijauan merupakan semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan. Kelompok tanaman ini adalah rumput (graminae), leguminosa dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelompok hijauan biasanya disebut makanan kasar. Hijauan yang diberikan ke ternak ada dalam bentuk hijauan segar dan hijauan kering. Hijauan segar adalah makanan yang berasal dari hijauan dan diberikan ke ternak dalam bentuk segar. Sedangkan hijauan kering adalah hijauan yang diberikan ke ternak dalam bentuk kering (hay) atau disebut juga jerami kering.
Hijauan segar dan hijauan kering dapat dibudidayakan dengan memperhatikan mutu hijauan tersebut yaitu sifat genetis dan lingkungan (keadaan tanah/daerah, iklim, dan perlakuan manusia) agar dapat memenuhi kebutuhan gizi makanan setiap ternak dan membantu peternak mengatasi kesulitan dalam pengadaan makanan ternak. Dalam mengusahakan tanaman makanan ternak untuk mandapatkan hijauan yang produktivitasnya tinggi maka perlulah tanaman makanan ternak diusahakan secara maksimal mulai dari pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha–usaha untuk memepertahankan dan meningkatkan mutu (pascapanen) sampai dengan penanganan hijauan sebelum dikonsumsi ternak.
2.      Tujuan
Kegiatan Farm Exsperience ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tatalaksana dalam pengolahan pakan ternak, khususnya pakan hijauan. Selain itu juga cara panen sampai pemupukan hijauan dengan pupuk kandang maupun pupuk urea. Dan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat di perkuliahan dan dapat membandingkan antara teori dengan praktek dilapangan.
3.      Manfaat
Mahasiswa akan memilki pengalaman teknis dan praktis sebagian integral dari pengetahuan teoritisnya tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan pengelolaan hijauan makanan ternak, sehingga kompetensi yang lebih dapat tercapai.



TINJAUAN PUSTAKA

Hijauan Makanan Ternak    

Hijauan makanan ternak merupakan bahan makanan yang berasal dari tanaman hijauan yaitu daun-daunan atau disebut juga dengan tanaman makanan ternak. Beberapa spesies tanaman makanan ternak yang penting dan tumbuh di daerah tropika dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
ü      Gramineae (rumput-rumputan)
-         Rumput potong
-         Rumput gembala
ü      Leguminosa / legum (kacang-kacangan)
Ciri-ciri rumput potong adalah
§      Tumbuh tinggi secara vertikal membentuk rumpun
§      Produksi per satuan luas cukup tinggi
§      Mempunyai kandungan gizi cukup tinggi
§      Responsif terhadap pemupukan
§      Banyak anakan
§      Disukai oleh ternak
§      Adaptasi terhadap lingkungan
Ciri-ciri Rumput gembala adalah :
§         Tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon
§         Tahan renggutan dan injak (perakaran kuat dan dalam)
§         Tahan kekeringan
Ada beberapa macam jenis rumput diantaranya Pennisetum purpureum cv. Mott Draft (Rumput Gajah Mini), Pennisetum purpureum cv. Taiwan, Pennisetum purpureum cv. Hawaii, Setaria sphacelata (Rumput setaria), Brachiaria brizantha (Rumput Bede), Cynodon plectostachyus (Star Grass), Euchlaena mexicana (Rumput mexico), Axonopus compressus (Rumput pahit) dan beberapa macam jenis legum diantaranya Leucaena leucocephala (Lamtoro), Calopogonium mucunoides (calopo/kacang asu), Centrosema pubescens (Centro), Gliricidia maculata (Gamal).

Rumput gajah (Pennisetum Purpureum)
Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di indonesia, mempunyai berbagai nama antara lain : Elephant grass, napier grass, uganda grass, dan rumput gajah. Rumput ini berasal dari Afrika dan Tropika. Rumput gajah merupakan tanaman tahunan (parennial), tumbuh tegak membentuk rumpun dan memiliki rhizoma yang pendek.perakaran cukup dalam, tinggi tanaman dapat mencapai 3-4, 5 meter dan apabila dibiarkan tumbuh bebas dapat setinggi 7 meter.  Panjang daun 30-120 cm dan lebar daun 10-50 mm. Jumlah buku dapat mencapai 20 buah, diameter pada batang bagian bawah dapat mencapai 3 cm. Pelepah daun tidak berbulu dengan dasar bonggol yang berbulu. Batang tebal dan keras pada yang telah tua. Tipe bunga berbentuk spike (bulir) dengan panjang panicle 10-30 cm dan lebarnya 15-30 mm. Warna bunga kehijauan,kekuningan atau kecoklatan. Butiran dikelilingi oleh bulu-bulu yang kaku dan pendek.
Tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik yaitu tanah yang dalam,berstruktur lemah, subur, dan drainase yang baik. Tanaman ini merupakan tanaman hari pendek yang tidak akan tumbuh apabila tanaman tersebut ternaungi dan akan tumbuh dengan sangat baik apabila mendapat cahaya penuh.
Bahan tanam untuk perbanyakan dapat digunakan stek, biji, dan pols. Panen pertama kurang lebih 60-80 hari setelah tanam sedangkan panen berikutnya setiap 40-45 hari sekali pada musim hujan dan 55-60 hari pada musim kemarau. Persiapan tanah dilakukan dengan pembajakan dan penggaruan, kemudian dibuat guludan dan larikan untuk menanam benih. Bahan tanam dari stek terdiri dari 3 buku dan ditanam pada guludan dengan 2 buku masuk kedalam tanah sedangkan satu buku berada diatas permukaan tanah. Waktu penanaman yaitu permulaan musim hujan. Rumput gajah umumnya dipanen dengan sistim potong kemudian dibawa ke kandang (cut and carry), pemupukan yang lengkap dibutuhkan untuk mendapatkan produksi yang baik.
Pada UPT peternakan digunakan pupuk kandang untuk tanaman rumput, dimana pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa makanan ataupun alas kandang. Pupuk kandang mempunyai kandungan hara yang lebih sedikit dibanding pupuk an organik atau pupuk buatan.
Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap budi daya tanaman makanan ternak perlu perlakuan pengelolaan yang baik dan cepat untuk mendapatkan pertumbuhan, produksi dan mutu tanaman yang tinggi. Pengelolaan ini mulai dari pemilihan lokasi, pemilihan bibit sebagai bahan penanaman, pengolahan tanah dan penanaman, pemeliharaan, defoliasi dan peremajaan.
*      Pemilihan lokasi
Di dalam menentukan tempat atau lokasi yang hendak dipakai sebagai area penanaman hijauan, baik sebagai produksi potongan ataupun penggembalaan, perlu dipertimbangkan faktor-faktor kesuburan tanah dan iklim, topografi yang berkenaan dengan pemupukan, komunikasi serta sumber air.
*      Pemilihan bibit dan bahan penanaman
Pemilihan bibit sekiranya sesuai dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola dan kemungkinan bisa memberikan produksi yang lebih tinggi. Sedangkan bahan penanaman yang umum dipergunakan sebagai bibit ialah biji, pols dan stek.
*      Pengolahan tanah dan penanaman
Maksud pengolahan tanah yaitu untuk mempersiapkan media tumbuh yang optimal bagi suatu tamanan dan umumnya dilakukan pada akhir musim kemarau. Sedangkan tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing, pembajakan dan penggaruan.
a.       Membersihkan areal (Land-clearing)
Bermaksud membersihkan areal terhadap pepohonan, semak-semak dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya dengan mempertimbangkan beberapa jenis pepohonan sebagai pelindung, peneduh dan pencegah erosi.
b.      Pembajakan (ploughing)
Bermaksud untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkah-bongkah sehingga mempercepat proses mineralisasi bahan-bahan organik.

c.       Penggaruan (harrowing)
Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur remah, sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.
Penanaman dimulai pada awal musim penghujan, segera setelah tanah itu selesai diolah dengan sempurna. Hijauan yang ditanam dengan syarat produktivitas persatuan luas cukup tinggi, nilai palatabilitasnya cukup baik, toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat beradaptasi dengan tanah dan iklim setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai gizinya cukup tinggi.
Tanah akan mempengaruhi padang rumput sesuai dengan kandungan humusnya,kompenen zat gizinya seperti keseimbangan nitrogen, kadar pospat yang tersedia serta unsur-unsur renik seperti tembaga dan seng. Misalnya bila kadar nitrogen tanah rendah, maka kandungan  nitrogen padang rumput akan rendah dan rumput akan tumbuh lambat.
*      Pemeliharaan
Pelaksanan pemeliharaan diantaranya dengan cara pemberantasan siangan (weeds), pendangiran dan pemupukan ulangan. Siangan yang tumbuh berupa rumput-rumput liar atau tanaman-tanaman penganggu disingkirkan. Pendangiran dilakukan guna untuk menggemburkan kembali tanah yang menjadi padat akibat terjadinya hujan lebat. Pemupukan ulang berarti memberikan kembali pupuk atau zat-zat makan dalam tanah yang hilang pada tanaman agar perkembangannya semakin baik dan juga memperbaiki struktur tanah tersebut.
Perlakuan pemupukan dapat diberikan setelah penanaman, seperti pemberian N, P dan K bersamaan setelah tanam, sedangkan untuk pupuk N seperti pupuk urea dapat diberikan 15-20 hari setelah tanam selain itu juga dapat digunakan pupuk kandang. Pada tanaman penghasil hijauan pupuk nitrogen dibutuhkan dalam perbandingan yang lebih tinggi dibandingkan dari penghasil biji. Pupuk P dan K dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberantasan hama dapat secara mekanis, ditangkap dengan tangan/pakai jala, sedangkan pemberantasan penyakit dengan penyemprotan fungisida atau membongkar dan membuang tanaman yang diserang penyakit.
*      Defoliasi dan peremajaan
Defoliasi adalah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia ataupun oleh renggutan ternak itu sendiri sewaktu digembalakan. Defoliasi dilakukan pada saat akhir vegetatif atau menjelang berbunga.
Kesuburan tanah akan merosot jika tanah tersebut sering ditanami dan tidak pernah diberi pupuk. Agar peternak memperoleh produksi hijauan secara kontiniu, maka salah satu jalan yang harus ditempuh ialah memperbaiki keadaan tanah dengan jalan pendangiran, pemupukan dan pemanenan yang tepat. Hijauan bisa dipupuk dengan pupuk buatan ataupun pupuk organis seperti pupuk kandang ataupun pupuk kompos.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kegiatan farm experience pada unit HMT 1, yang kami lakukan :

(a)   Pemupukan

Pemupukan adalah memberikan suatu senyawa atau zat makanan tambahan pada tanah maupun tanaman yang gunanya untuk menggantikan suatu senyawa yang diserap oleh tumbuhan. Selain pemupukan bisa sebagai suatu zat penambah penyuburan pada tanah, pupuk juga bisa untuk menggantikan bentuk atau struktur dari tanah tersebut. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk buatan ataupun pupuk organis seperti pupuk kandang yang sering digunakan di UPT Peternakan Universitas Andalas.
Pupuk yang digunakan untuk memupuk tanah ataupun tanaman adalah pupuk organis berupa feces dan pupuk buatan berupa pupuk urea. Pupuk ini diberikan 3 kali selama kegiatan farm dilaksanakan. Pemupukkan pertama kali pada minggu pertama farm yaitu hari Jumat 10 Juli 2009. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang berupa feces sapi yang sudah kering. Sekali pemupukan feces yang digunakan sebanyak 6 gerobak ≈ ± 60 kg. Pemupukan kedua pada hari Selasa 13 Juli 2009. Prosedur pemupukannya sama dengan pemupukan yang pertama. Dan pemupukan yang ketiga dilakukan pada Jumat 16 Juli 2009. Pemupukan dilaksanakan setelah panen usai. Pemukan yang ketiga lebih banyak daripada pemupukan yang pertama dan kedua. Selama pemupukan kami tidak ada menggunakan pupuk buatan, hanya pemupukan secara organis.
Pemupukan yang dilakukan dengan menggunakan feces sapi potong yang sudah kering. Tujuan pemberian feces yang sudah kering karena feces kering sifat panasnya lebih sedikit dibandingkan dengan feces yang segar. Sehingga tanah atau tanaman yang diberi pupuk dapat menyeimbangi panas dari feces yang kering. Kemudian mikrobanya dapat membantu penguraian zat-zat yang terkandung dalam tanah untuk penyuburan tanah. Pupuk tersebut disebar disekeliling rumput agar penyerapannya merata.
Luas area tanah dan tanaman yang dipupuk diperkirakan dua petak lahan. Satu petak lahan ditumbuhi tujuh rumpun rumput, tujuh samping kiri kanan dan tujuh sebelah depan dan belakang. Pemupukan yang ketiga luas area lahannya empat petak lahan, atau 147 rumpun rumput. Efek dari pemupukan ini tanaman tumbuh subur. Tunas dan anakan dari tanaman baru banyak tumbuh. Hal ini juga dibantu saat pemanenan rumput dipotong tidak terlalu tinggi, sehingga anakannya cepat tumbuh.
(b). Pemanenan
Rumput yang sering ditanam dan biasa diberikan untuk makanan ternak yaitu rumput gajah. Rumput yang dipanen harus sesuai dengan masa panen rumput tersebut, maksudnya umur dari rumput tersebut sudah pantas dipanen atau belum (50-60 hari, setelah tanaman mencapai tinggi 1 m). Rumput yang dipanen saat pelaksanaan Farm adalah rumput gajah dan rumput lapangan. Rumput dipanen kira-kira 10-15 cm diukur dari tanah. Tujuannya rumput tumbuh lebih cepat dan lebat. Rumput lapangan turut dipanen bersamaan dengan rumput gajah.
Dalam sehari rumput yang dipanen adalah ± 6 gerobak = 150 kg rumput gajah. Rumput gajah lebih banyak jumlah panennya dibandingkan dengan rumput lapangan. Untuk rumput lapangan panen perhari ± 9 karung = 90 kg. Jumlah hijauan yang dipanen tersebut belum memenuhi kebutuhan hidup pokok masing-masing ternak dan tidak sesuai dengan jumlah ternak yang ada pada waktu farm dilakukan. Setelah pemanenan dilakukan pemupukan untuk membantu mempercepat rumput tumbuh dan memperbaiki unsur dan struktur tanah yang telah rusak saat pemanenan.

PROSEDUR KERJA

A.     Pemupukan

  1. Alat dan bahan
-         Sekop
-         Feces/kotoran sapi
-         Gerobak
-         Cangkul
-         Sarung tangan

  1. Langkah-langkah/prosedur kerja :
-         Pastikan alat dan bahan sudah lengkap
-         Ambil feces yang ada didalam bak penampung dengan sekop/cangkul
-         Feces yang diambil adalah feces yang sudah kering, kemudian dimasukkan ke dalam gerobak
-         Isi gerobak sampai penuh, kemudian gerobak dibawa ke lapangan
-         Feces kemudian disebar pada permukaan tanah tepat di rumpun rumput yang sudah dipanen.. Feces tidak boleh disebar pada pangkal rumput

B.     Pemanenan
  1. Alat dan bahan
-         Sabit
-         Sarung tangan
-         Pengasah sabit
-         Gerobak
-         Karung goni
-         Tali

  1. Prosedur kerja
-         Sebelum menuju kelapangan, sabit diasah terlebih dahulu
-         Pilih rumput yang sudah cukup umur untuk dipanen
-         Rumput gajah dipotong pada pangkal rumpun rumput. Tinggi pangkal rumput yang tersisa ± 10-15 cm
-         Rumput lapangan yang tumbuh disela-sela rumpun rumput gajah terlebih dahulu dipanen
-         Setelah panen selesai, rumput dikumpulkan
-         Untuk rumput lapangan dimasukkan kedalam goni untuk memudahkan dalam pengangkutan
-         Sedangkan rumput gajah diikat dan dibawa dengan gerobak

PENUTUP

1.      Kesimpulan
Rumput merupakan tanaman yang sangat penting di dunia. Komposisnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ; species, tahap pertumbuhan, keadaan tanah dan kandungan airnya, pupuk yang digunakan dan pengelolaannya. Mutu dan produktivitas hijauan ditentukan oleh sifat pembawaan dari hijauan (genetis) dan faktor lingkungan (keadaan tanah/daerah, iklim, dan perlakuan manusia). Pakan hijauan ternak merupakan salah satu pakan yang perbandingan jumlah konsumsinya dengan konsentrat jauh lebih besar, yaitu 60:40. Hijauan yang konsumsi ternak ruminansia umumnya adalah rumput gajah dan rumput lapangan. Karena sifat tumbuh dari rumput ini mudah. Agar peternak memperoleh produksi hijauan secara kontiniu ialah memperbaiki keadaan tanah dengan jalan pendangiran, pemupukan dan pemanenan yang tepat.

2.      Saran
Dalam usaha peternakan, hal yang harus diperhatikan adalah pakan. Pakan hijauan yang tersedia di lahan UPT belum begitu mencukupi kebutuhan perekor ternak perhari dan belum memenuhi kebutuhan gizi yang baik dan menambah areal penanaman rumput sehingga tidak terjadi lagi pemanenan dini. Selain itu, diharapkan pada pengelola UPT memperhatikan alat transportasi (traktor), karena alat ini sangat dibutuhkan untuk mengangkut hijauan makanan ternak dari lapangan ke kandang, mengingat medan lapangan berbukit dan terjal, sehingga menyulitkan mahasiswa untuk mengangkutnya. Hal ini harus menjadi suatu perhatian khusus dalam usaha peternakan, khususnya di UPT Peternakan agar dapat lebih maju dan berkembang.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. http://www.google.com. Diakses pada hari Senin, 10 Agustus 2009, jam 12.00 WIB

Kanisius, A. A. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta.

Sumarno, B. Penuntun Hijauan Makanan Ternak, Inspektorat/Dinas Peternakan Jawa Tengah.

Suyitman, dkk. 2003. Agrostologi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Padang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar